Teknologi Pangan Indonesia di Mata Dunia

Diposting oleh Wikey on Apr 30, 2009


Siapa bilang Indonesia tidak pantas disebut sebagai negara agraris yang merupakan salah satu negara pangan/Produk Pangan terbesar di dunia?

Buktinya Galih Nugroho, Ari Try Purbayanto, Riza Aris Apriady, Catherine Haryasyah, dan Kamalita Pertiwi, mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam Tim Institut Pertanian Bogor (IPB). Berhasil lolos dan menjadi finalis pada ajang internasional yang mengkompetisikan inovasi pengembangan Produk Pangan ataupun proses pangan, Institute Food Technologist Student Association Developing Solutions for Developing Countries Competition yang digelar di Kota Anaheim, California, AS. Mereka lolos setelah menyisihkan tim dari negara lain seperti Cina, Meksiko, Afrika Selatan, Italia, Belanda, Kolumbia, dan Lebanon.

Tim IPB berhasil lolos menjadi finalis pada ajang internasional tersebut dengan judul “Healthy Instant Noodle from Corn with High Protein and Rich Iron for Pregnant Women to Prevent Lost Generation in Southeast Asia”. Judul yang mereka usung, dinilai pantas menjadi finalis setelah melalui berbagai penilaian ketat oleh para ahli yang berasal dari kalangan industri, akademisi, badan pemerintah, dan lembaga internasional di bidang pangan dari Amerika Serikat. Lihat Teknologi Pertanian dan Teknologi Pangan

Sebagai finalis, selanjutnya mereka diharuskan mengirimkan makalah lengkap pengembangan Produk Pertanian dan contoh Produk Pertanian nya, untuk kemudian dipresentasikan di hadapan dewan juri. Klik Teknologi Pangan dan Pertanian Pangan


Kompetisi yang merupakan agenda rutin tahunan Institute of Food Technologists (IFT Annual Meeting and Food Expo®), tahun ini diadakan di kota Anaheim, California, Amerika Serikat tanggal 6-9 Juni 2009.


Sumber: .banggaindonesia.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Teknologi Pertanian | Obat Pertanian | Teknologi Pangan | Teknologi Produk | Produk Pertanian | Produk Pangan | Pertanian Pangan | Pertanian Pangan dan Teknologi Pertanian&Pangan:Teknologi Produk Pertanian&Obat Pertanian Bandung Jawa Barat di 88db.com

{ 22 komentar ... read them below or add one }

*afii said...

hebat sekali yang menemukan ide untuk membuat mie jagung.
congrats ya kak :)
saya pernah baca artikel kalo mie jagung memiliki citarasa yang tidak berbeda dengan mie terigu yang sudah ada di pasaran. Selain itu, produk ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan mie terigu antara lain tanpa bahan pewarna, bahan baku lokal (tidak perlu impor), tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak dan mengandung karoten. Mie jagung dapat dikonsumsi oleh para penderita autisme dan juga pada orang-orang yang memiliki hipersensitif pada protein terigu.

Anonymous said...

wah.. ternyata teknologi pangan IPB hebat! kakak tingkatku hebat!
http://cicim09.student.ipb.ac.id

afi said...

hebat sekali yang menemukan ide untuk membuat mie jagung.
congrats ya kak :)
saya pernah baca artikel kalo mie jagung memiliki citarasa yang tidak berbeda dengan mie terigu yang sudah ada di pasaran. Selain itu, produk ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan mie terigu antara lain tanpa bahan pewarna, bahan baku lokal (tidak perlu impor), tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak dan mengandung karoten. Mie jagung dapat dikonsumsi oleh para penderita autisme dan juga pada orang-orang yang memiliki hipersensitif pada protein terigu.

*afii http://rufniaa09.student.ipb.ac.id/

Anriansyah said...

ide yang bagus kaa...
tapi emg peran terigu sebagai pengemulsi mie ssh untuk digantikan.. mungkin masalanya skrg bagaimana pasar mie jagung bisa menggantikan pasar mie terigu yang sudah terbiasa di lidah orang indonesia....

Iyan Anriansyah
http://iyana09.student.ipb.ac.id

Pambudisquare said...

Yup, tapi kita jangan terlalu larut dalam 'kebanggan' ini ntar malah jadi sombong dan berhenti berkarya.

Menurut saya kita harus mulai mengembangkan potensi pangan lokal kita menuju ke dunia internasional dengan mencontoh teladan kakak2 kita ini, sehingga budaya konsumtif dan importir bangsa ini bisa hilang.

Pambudisquare said...

Yup, tapi kita jangan terlalu larut dalam 'kebanggan' ini ntar malah jadi sombong dan berhenti berkarya.

Menurut saya kita harus mulai mengembangkan potensi pangan lokal kita menuju ke dunia internasional dengan mencontoh teladan kakak2 kita ini, sehingga budaya konsumtif dan importir bangsa ini bisa hilang.

A.Pambudi
http://ajiep09.student.ipb.ac.id

sakawulan said...

wah kerren ka :0
patut di contoh.
setelah generasi kaka ada ITP 43 yang juara 1 n 2.. ttg sereal yang dalam pembuatannya ga pake air kan itu di tujukan buat daerah nusa tengga yang keringg.. disini bisa di simpulkan kalau pangan lokal bisa dijadikan solusi masalah bangsa.. go teknologi pangan!!!
Insya Allah saya akan menyusul ke IFT :))

sakawulan

https://desis09.student.ipb.ac.id/wp-admin/?c=1

Anonymous said...

sebagai anak ITP saya sangat bangga dengan prestasi yg dcapai oleh senior2 saya ini.
tentunya hal ini diharapkan dapat memacu dan memotivasi generasi berikutnya agar berprestasi juga bahakan kalau bisa harus lebih baik lagi. Karena yang tersulit itu bukan meraih prestasi tersebut tetapi adalah mempertahankannya. Jangan sampai kebanggaan kita ini berakhir di sini akibat ketidakmampuan kita mempertahankannya.
http://brataa09.student.ipb.ac.id

Rachel Irene said...

Gagasan tentang mie jagung sangat bagus karena dapat mengurangi impor gandum dari negara lain. Dengan begitu, kita dapat meningkatkan membantu meningkatkan produksi jagung di negara kita. Sayang, pemasarannya masih belum berjalan baik sehingga masyarakat luas masih belum mendapat akses yang luas terhadap makanan inovatif ini (termasuk saya).

Rachel Irene said...

Gagasan tentang mie jagung sangat bagus karena dapat mengurangi impor gandum dari negara lain. Dengan begitu, kita dapat meningkatkan membantu meningkatkan produksi jagung di negara kita. Sayang, pemasarannya masih belum berjalan baik sehingga masyarakat luas masih belum mendapat akses yang luas terhadap makanan inovatif ini (termasuk saya).
http://racheli09.student.ipb.ac.id

Sarah Lubna said...

rasa dari mie jagung tidak kalah dengan mie dari tepung terigu yang biasa kita konsumsi, semoga dapat menggantikan mie dari tepung terigu untuk mengurangi impor tepung terigu.

http://sarahl09.student.ipb.ac.id

Rini agustini said...

Saya merasa bangga menjadi salah satu mahasiswa teknologi pangan. Memang seharusnya kita terus meningkatkan kreativitas untuk meningkatkan kualitas dan mutu produk pangan lokal.

Rini agustini said...

Saya merasa bangga menjadi salah satu mahasiswa teknologi pangan. Memang seharusnya kita terus meningkatkan kreativitas untuk meningkatkan kualitas dan mutu produk pangan lokal.
http://rinia09.student.ipb.ac.id

Anonymous said...

Waw..memang mahasiswa Teknologi Pangan itu patut diacungi jempol. Prestasi yang ditorehkannya tak tanggung-tanggung sampai ketingkat Internasional.
Selamat ya kak..
Saya semakin bangga kuliah di ITP.
Semoga mahasiswa ITP yang lainnya bisa menyusul kakak-kakak yang sudah menoreh prestasi.

Ide pembuatan mie jagung itu menurut saya adalah ide yang patut disosialisasikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Sehingga kita memiliki bahan pangan alternatif yang kemudian bisa mengurangi konsumsi tepung terigu kita.

http://trinak09.student.ipb.ac.id

Anonymous said...

pantas dibanggakan...
namun jangan berkepanjangan, karena prestasi tak kan bisa mengubah Indonesia jika tidak diterapkan dalam masyarakat indonesia..
percuma saja yang mengetahui perkembangan pangan Indonesia hanya sebatas ilmuwan saja. karena wujud real harus diterapkan agar pemenuhan pangan di Insdonesia menjadi berkembang dan tidak ada lagi yang namanya kekurangan panagn apalagi mati karena kelaparan, oleh sebab itu perlu bantuan pemerintah jugs untuk menyebarluaskan hasil penelitian ataupun penemuan para mahasiswa ataupun ilmuwan lainnya...
kita juga sebai foodscientist perlu menemukan lebih banyak lagi penemuan alternatif pangan selain beras, agar kita, masyarakat Indonesia maksudnya, tidak tergantung pada beras, padahal potensi pangan di Indonesia banyak sekali...

deeanz said...

pantas dibanggakan...
namun jangan berkepanjangan, karena prestasi tak kan bisa mengubah Indonesia jika tidak diterapkan dalam masyarakat indonesia..
percuma saja yang mengetahui perkembangan pangan Indonesia hanya sebatas ilmuwan saja. karena wujud real harus diterapkan agar pemenuhan pangan di Insdonesia menjadi berkembang dan tidak ada lagi yang namanya kekurangan panagn apalagi mati karena kelaparan, oleh sebab itu perlu bantuan pemerintah jugs untuk menyebarluaskan hasil penelitian ataupun penemuan para mahasiswa ataupun ilmuwan lainnya...
kita juga sebai foodscientist perlu menemukan lebih banyak lagi penemuan alternatif pangan selain beras, agar kita, masyarakat Indonesia maksudnya, tidak tergantung pada beras, padahal potensi pangan di Indonesia banyak sekali...

deeanz said...

pantas dibanggakan...
namun jangan berkepanjangan, karena prestasi tak kan bisa mengubah Indonesia jika tidak diterapkan dalam masyarakat indonesia..
percuma saja yang mengetahui perkembangan pangan Indonesia hanya sebatas ilmuwan saja. karena wujud real harus diterapkan agar pemenuhan pangan di Insdonesia menjadi berkembang dan tidak ada lagi yang namanya kekurangan panagn apalagi mati karena kelaparan, oleh sebab itu perlu bantuan pemerintah jugs untuk menyebarluaskan hasil penelitian ataupun penemuan para mahasiswa ataupun ilmuwan lainnya...
kita juga sebai foodscientist perlu menemukan lebih banyak lagi penemuan alternatif pangan selain beras, agar kita, masyarakat Indonesia maksudnya, tidak tergantung pada beras, padahal potensi pangan di Indonesia banyak sekali...
https://trif09.student.ipb.ac.id

yuli said...

hhmmmmm... keren banget.. qsmakin bangga berada di tengah orang-iorang hebat,,
smga saya nantinya bisa mengikuti jejak kaka-kakak yaaa,,,
sukses teruz kak :-)

yulik09.student.ipb.ac.id

someone in heaven said...

Artikelnya keren. Jadi bangga menjadi salah satu bagian dari IPB. :D

Bagi yang masih bingung mencari tempat kuliah yang bagus bisa baca link berikut
http://aa09.student.ipb.ac.id/2010/12/15/alasan-memilih-ilmu-dan-teknologi-pangan-itp-ipb/
Terimakasih. ^^

charles said...

hebat sekali akan ide tentang substitusi tepung gandum dengan tepung yang berbasis bahan lokal dalam meningkatkan nilai tambah bagi bahan lokal tersebut, sekaligus mengurangi impor akan tepung gandum. ide-ide semacam inilah yang patut ditiru, bahwa sebagai anak bangsa kita perlu peka serta mengembangkan produk-produk pangan yang berbasis bahan lokalnuntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Adrianus Eddy Nugroho said...

semoga akan muncul ide-ide lain yang dapat mangurangi kita dalam impor bahan baku pangan.

Anonymous said...

rekan - rekan ada yang bisa bantu gak referensi mesin pembuat butiran tiwul. mohon bantuannya ya.
aben di politeknik negeri lampung